Blog Info 01, kali ini ingin sedikit membahas tentang Sudah Siapkah (kita) ber-Media Sosial .... ? Tulisan ini hanya sekedar untuk membuka wacana sekaligus sebagai bahan introspeksi diri bagi kita semua insan-insan yang aktif di dunia blogging.
Sosial Media atau Media Sosial diciptakan untuk membagikan informasi dan menambah banyak teman dalam hal-hal yang positif, bukan sebagai tempat curahan hati atau curhat. Sosial Media juga bukan dunia nyata. Karena itu, jangan terlalu percaya dan mengikuti semua informasi yang Anda terima dari Media Sosial tanpa menyaring serta mencernanya terlebih dahulu dengan baik.
Bijaksanalah dalam menggunakan Sosial Media. Sangat penting untuk membaca baik-baik sebuah informasi sebelum Anda meng-update atau men-share status di Sosial Media agar tidak merugikan diri Anda sendiri bahkan orang lain.
Ada beberapa kasus yang terjadi di Sosial Media yang mengakibatkan seseorang harus mempertanggungjawabkan kesalahannya tersebut sehingga harus berurusan dengan pihak yang berwajib. Kasus-kasus ini mengingatkan kita untuk berhati-hati dalam mempublikasikan sebuah perkataan atau statement di situs-situs Sosial Media. Bersosial media juga memiliki tata caranya sendiri yang harus kita ingat dan pahami.
"Banyak orang menganggap sosial media itu dunia nyata. Ada beberapa teman saya yang bergantung dengan sosial media. Setiap hari, dimulai dari bangun tidur hingga sebelum tidur, dia harus membuka gadget untuk melihat status orang lain atau meng-update status sendiri setiap beberapa menit. Menurut saya, itu merugikan, karena dapat membuang waktu. Teman-teman saya hanya menggunakan sosial media untuk mengecek status temannya atau update tentang dirinya sendiri agar tidak dianggap ketinggalan zaman. Padahal sosial media bukan ajang saing-saingan gaya hidup, tapi sebuah media untuk bersosialisasi dan saling berbagi pengetahuan yang positif." – Jingga, (24 tahun, mahasiswa)
"Saat ini banyak yang menggunakan sosial media sebagai sarana mencurahkan isi hati atau curhat. Padahal ada hal-hal yang tidak perlu dipublikasikan di sosial media, seperti masalah pribadi atau kata-kata kasar, karena itu hanya akan membuat kita rugi dan malu. Curhat tentang hal-hal negatif, misalnya menjelek-jelekkan orang lain dan sebagainya, hanya akan membuat orang lain akan memandang kita sebagai pribadi yang negatif juga. Untuk itu berpikirlah terlebih dahulu jika ingin meng-update atau meneruskan status di sosial media." – Kiky, (27 tahun, Pegawai)
ETIKA BERSOSIAL MEDIA
Saat ini siapa yang tak kenal dengan berbagai sosial media, dari semua kalangan sudah sangat familiar dengan sosial media, tak mengenal usia, jenis kelamin dan status sosialnya. Mereka begitu mudah untuk mengakses berbagai sosial media. Bayangkan saja handphone (gadget) dengan harga terjangkaupun sekarang sudah di lengkapi denga aplikasi sosial media seperti facebook, twitter, instagram dan lain-lain. Mereka begitu mudah mendapatkan berbagai informasi yang mereka butuhkan.
Di Indonesia sendiri 95% pengguna internet menggunakan sosial media untuk mengakses internetnya dan Indonesia menempati urutan ke-4 pengguna facebook terbanyak di seluruh dunia. Begitu dahsyatnya sosial media di Indonesia. Hal ini di manfaatkan para pebisnis untuk mendapatkan untung dari sosial media. Bisa terlihat dari banyaknya toko online, brand atau jasa di Indonesia dari berbagai produk yang di perjual belikan di internet (social media).
Tapi sayangnya di Indonesia tidak sedikit orang yang terjebak oleh sosial media. Artinya mereka salah memanfaatkan sosial media ini. Lihat saja orang melakukan aktivitas sosial media di indonsia yang melupakan sosial yang sesungguhnya. Lihat saja yang anak muda sekarang lakukan di tempat-tempat hang out dan lain-lain. Mereka hanya mencari sesuatu yang tidak begitu penting seperti mencari tahu kegiatan orang lain dan lain-lain dan itu tidak menjadikan nilai diri mereka bertambah. Mereka tidak menyadari efek negative yang mereka dapatkan dari cara bersosial media yang salah.
Penahkah anda saat berbincang bersama teman-teman di suatu tempat, hampir di pastikan mereka membuka gadget mereka masing-masing dan sibuk dengan gadgetnya. Padahal situasi saat itu adalah perkumpulan teman yang notebene cukup personal. Nah itulah yang di sebut "autis sosial media". Ada lagi contoh lain apakah anda menggunakan smartphone blackberry, apakah anda pernah mengirim bbm ke teman atau kerabat anda tapi bbm itu hanya di read saja tanpa di balas bbm anda, padahal hal yang anda sedang sampaikan, informasi yang ingin anda sampaikan atau informasi yang ingin anda dapatkan bersifat urgent dan important subtansinya. Itulah hal yang di sebut dengan etika bersosial media dengan efek negative. Dari contoh ini anda sudah bisa menerka karakter dari teman anda itu. Betul..?
Hingga artikel ini saya tulis banyak sekali pesan yang saya kirim ke teman atau kenalan saya melalui blackberry messenger yang belum mereka balas bahkan ada beberapa yang mereka sudah membaca pesan yang saya kirim tapi mereka membiarkannya atau tidak membalasnya. Padahal saya membutuhkan informasi dari mereka.
Dari beberapa contoh kasus aktivitas bersosial media yang saya utarakan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa efek negatif sosial media dan efek positif sosial media mempunyai kaitan yang cukup erat. Jika kita tidak dapat berfikir cermat maka kita akan menjadi korban dari efek negatif sosial media. Untuk efek positif dari sosial media anda mungkin sudah merasakan manfaatnya, saya tidak perlu menjelaskan lagi.
Situasi masyarkat Indonesia yang seperti ini sangat di manfaatkan oleh brand, produk, jasa dan personal profil. Mereka memanfaatkan sosial media untuk berpromosi dan membuat kenaikan positif dari apa yang mereka inginkan dari sosial media. Seperti saya ini yang memilih SEO dan sosial media sebagai profesi saya saat ini.
Begitu dahsatnya manfaaat dari sosial media untuk sebuah brand, produk, jasa, dan personal profil jika benar-benar focus dan menggali lebih dalam teknik dari sosial media yang efektif dan positif. Setiap hal atau bidang mempunyai teknik dan kunci masing-masing.
Kesimpulan dari semuanya adalah berfikirlah creative, think smart, dan cermat dalam bersosial media semoga anda mendapatkan manfaat positif dari sosial media dan jangan sampai anda terjebak atau menjadi korban dari efek negatif sosial media.
BEBERAPA TUJUAN BERMEDIA SOSIAL
Media Sosial memang sudah sangat populer dan menjamur dimana-mana. Sehingga “seolah-olah” keberadaannya lebih penting dari apapun (sungguh memilukan). Tapi apa sih yang membuat orang tertarik dan berlomba-lomba untuk bersosial di Internet itu ..?
Selain karena Internet digunakan pada kebanyakan aktivitas, fasilitas, dan segala ‘tas’ ‘tas’ tas’ lain di negara kita dan di dunia, ada banyak versi dan tujuan masyarakat menggunakan jejaring sosial (media sosial) ini.
Maka dari itu, saya mencoba untuk menyimpulkan beberapa tujuan kebanyakan orang dalam bersosial di Internet, secara garis besar yaitu:
1. Memang “murni” ingin punya teman baru dan menambah teman.
Kenapa saya bilang “murni”?.. Karena memang hanya itu tujuannya, memperbanyak teman dan relasi, siapa tahu suatu saat bisa bersilaturahmi dan bisa berbagi pengetahuan sebagai sahabat dari mana pun asalnya. Hanya itu. Ya memang ini tujuan sebenarnya dari media sosial / jejaring sosial, kan ?
2. Mencari teman dengan "hobby" yang sama.
Ingin membentuk group / komunitas yang terdiri dari orang-orang yang mempunyai ide, kegemaran dan keinginan yang sama (ini hanya untuk hal-hal yang positif lho).
Seperti yang lagi trend :
Group Backpacker - kumpulan orang-orang yang punya hobi bertualang & wisata,
Group Blogger - kumpulan orang-orang yang hobi menulis dan bisnis online,
Group memasak - untuk berbagi resep atau memulai bisnis kuliner bersama,
dan masih banyak lagi.
3. 'Sekedar' ingin gaul dengan punya akun media sosial dan ajang gengsi-gengsian.
Biasanya, hanya menambahkan teman sebanyak-banyaknya tanpa tujuan pasti, atau mungkin hanya sekedar iseng atau bisa juga coba-coba. Boleh saja, tapi harus tetap stay on the line ya.
4. Sebagai sarana promosi bisnis dan produk.
Boleh juga, tapi jangan asal promo tanpa izin, jangan asal tag, jangan asal bagikan info sesukanya tanpa memikirkan si empunya akun.
Lalu jangan lupa juga bahwa kebanyakan teman di jejaring sosial adalah teman baru, belum tentu mereka bisa menerima yang begitu secara tiba-tiba, nanti malah diomelin karena merasa terganggu. Nah lho?.
5. Ada juga yang menggunakan media sosial untuk berkampanye.
Woopppsss, yang ini no comment ah, tidak mau membahas lebih lanjut…. hehe
6. Bertujuan mencari “k*rban” penipuan secara materi maupun fisik.
Harus extra waspada demi diri sendiri dan keluarga nih, terutama anggota keluarga kita yang masih dibawah umur dan masih rentan godaan. "I love myself and my family so much".
Dengan serangkaian uraian di atas, kita dapat kembali mengoreksi diri kita sendiri : Sudah Siapkah berMedia Sosial ..... (dengan benar) .... ????
1 komentar:
Situs Media Sosial memang sudah selayaknya untuk dipergunakan sebagai ajang berbagi informasi yang positif sifatnya dan bukan tempat untuk berkeluh-kesah atau curhat ....
BalasSilahkan meninggalkan komentar yang sesuai dengan artikel di atas, komentar anda sangat berguna bagi perkembangan blog ini di masa-masa mendatang.
Mohon jangan melakukan spam, atau promosi produk atau apapun yang tergolong hal-hal negatif
Mohon maaf bilamana terjadi keterlambatan balasan komentar.