Tersebutlah dua pusaka linuwih yaitu Kanjeng Kiai Lepet dan Kanjeng Kiai Lawi, dua pedang pusaka yang pernah dipergunakan oleh Bung Karno, dan kemudian dikembalikan lagi oleh Sang Proklamator setelah jatuh
dari kekuasaannya. Dua pusaka dengan
gagang dan sarung dari emas itu, konon
mempunyai daya linuwih yang hebat.
Dua Pusaka Linuwih, Kanjeng Kyai Lawi dan Kanjeng Kyai Lepet |
Pusaka pertama bernama Kanjeng Kiai Lepet, berupa pedang dengan panjang
bilah sekitar 60 sentimeter. Bilah berpamor wos wutah dengan bolang sebanyak 5
buah. Bolang adalah bentuk pamor setengah lingkaran dengan ciri utama terhias
berurutan pada mata tajam pedang. Bilah
dengan kualitas besi yang baik ini, diperkirakan dibuat pada pada zaman
Majapahit. Sedangkan ciri lainnya, gagang dan sarungnya terbuat dari emas.
Gagang bermotifkan Lung Temu, semacam daun-daunan tanaman talas, dan sarung
pedang dengan motif alas-alasan – rerimbunan hutan dengan hewan berupa burung,
macan, bulus dan sebagainya. Sarung dan gagang dengan motif seperti itu, dan
selalu dilapisi emas, adalah khas buatan Sunan PB X.
Pusaka kedua, bernama Kanjeng Kiai Lawi, juga berupa pedang dengan bentuk
yang lebih kecil dan lebih pendek. Pusaka kedua ini diperkirakan juga
tangguh Majapahit. Bedanya, bilahnya
berpamor Pulo Tirto dan tanpa ada pamor bolang. Motif dan bentuk lapisan emas
pada sarung dan gagangnya, bisa dipastikan ‘pakaian’ pedang tangguh Majapahit
tersebut adalah yasan PB X. Sarung pedang dengan motif alas-alasan, dan gagang
bermotif lung temu, membuat pedang kedua tampak kembar dengan pedang yang
pertama.
Bung Karno berpose dengan memegang Pusaka Kanjeng Kyai Lawi |
Bung Karno menerima kedua pusaka itu dari Permaisuri Sunan PB XI, dan diperkirakan
pada sekitar tahun 1939 atau 1940. Dari
Kanjeng Prameswari PB XI inilah, Sukarno
muda menerima kedua pedang berpenampilan indah dan mewah tersebut. Waktu itu,
Bung Karno ditemani Soegiyopranoto, seorang tokoh Katolik, menghadap Ibu Ratu.
Sukarno mendapat pedang pusaka, sementara Mgr. Soegiyopranoto mendapat sebuah
salib.
Siapa yang memberikan kedua pedang kepada BK, di kalangan Kasunanan
Surakarta tiada kata yang sama. Ada yang menyebut, KK Lawi diterima dari PB X
sebelum wafat tahun 1939, sedangkan KK Lepet dari Pangeran Suryo Guritno
(sebelum menjadi PB XII). Ada yang menyebut, bahwa KK Lawi diberikan langsung
oleh Prameswari PB XI. Namun apapun, fakta sejarah menunjukkan bahwa BK pernah
memegang kedua pusaka itu sejak muda, dan dikembalikan ke Keraton Solo sekitar
tahun 1966-1967.
Sejarah dan legenda, atau fakta dan mitos, sering berpilin dan terajut
menjadi satu dan sulit diuraikan. Pusaka dan sosok sejarah, juga demikian.
Adalah sosok Bung Karno (BK) yang beberapa kali lolos dari upaya pembunuhan,
sering dikaitkan dengan kekuatan supranatural yang dimiliki oleh sang pemimpin
kharismatik itu. Dan, kekuatan supranatural itu, terkadang juga dikaitkan
dengan keberadaan benda pusaka seperti keris
atau pedang pusaka yang dimilikinya.
Pusaka Kanjeng Kyai Lawi |
Pelemparan granat di Cikini, Jakarta, 30 November 1957, yang jelas-jelas
sebagai upaya pembunuhan kepada Kepala Negara, menewaskan sembilan orang dan
melukai sekitar lima puluh orang, di
kemudian hari menjadi suatu contoh cerita bersatunya fakta dan mitos. Di antara
korban – tewas dan luka-luka – adalah anak-anak. Maklum penggranatan itu dilakukan di Sekolah
Rakyat Cikini. Sementara, Bung Karno
selamat, dan sempat disembunyikan oleh pengawalnya di sebuah rumah di seberang
sekolah itu – sebelum akhirnya dilarikan ke istana.
Namun, apapun, pelekatan ‘kemampuan lebih’ pada sosok Soekarno sebenarnya
juga bukan hal yang aneh. Masyarakat menambahi dengan bumbu-bumbu kisah pada
tokoh itu, mengingat Bung Karno dalam setiap penampilannya selalu menggenggam
sebuah tongkat komando – yang didalamnya ada sebilah tosan aji, bisa patrem
atau tombak cacing kanil. Bahkan ada foto sosok BK berpakaian baju safari warna
putih, berpeci, tangan kirinya menggenggam sebilah pedang bersarung emas.
Silahkan meninggalkan komentar yang sesuai dengan artikel di atas, komentar anda sangat berguna bagi perkembangan blog ini di masa-masa mendatang.
Mohon jangan melakukan spam, atau promosi produk atau apapun yang tergolong hal-hal negatif
Mohon maaf bilamana terjadi keterlambatan balasan komentar.