Blog Info, praktek-praktek spammer di blog ini memang sangat menjengkelkan sekaligus memuakkan. Saya heran dalam kondisi yang sudah sedemikian majunya ini masih banyak juga para spammer berkeliaran di dunia internet, bahkan jumlahnya semakin meningkat dari hari ke hari. Apa sebenarnya yang mereka cari ? Popularitas sebagai seorang spammer kah ? Ingin ngetop lewat cara-cara yang tidak bermartabat ? Atau mereka memiliki tujuan lain yaitu menghancurkan reputasi blog-blog yang telah terkenal berkualitas ?
Penyebab dibalik peningkatan spammer ini memang cukup beragam. Pertama, para pelansir promosi berbasis e-mail ini sangat termotivasi karena ajaibnya, spam memang bisa membuahkan hasil. Menurut majalah Computerworld, kurang lebih seperempat dari satu persen atau lebih orang yang dikirimi spam berthema penjualan produk ternyata benar-benar membeli produk dan jasa yang ditawarkannnya. Karena ongkos yang dikeluarkan untuk mengirim jutaan e-mail sangat kecil atau boleh dikatakan tidak ada, maka secuil prosentase response rate bisa menghasilkan profit yang gede.
Ambil contoh seorang spammer asal AS bernama Ron Scelson, yang dikenal dengan julukan “Cajun Spammer”. Dari kantor yang juga rumahnya, di mana terdapat selusin server yang beroperasi 24 jam sehari, Scelson mengirim jutaan email ke 50 lebih server di AS, Cina, Amerika Selatan dan Eropa. Isinya beragam tawaran, mulai dari asuransi sampai mainan dan pakaian dalam wanita. Software e-mail miliknya mengarungi 165.000 alamat e-mail per jam, mengincar alamat-alamat e-mail aktif, yang jumlahnya mungkin tidak lebih dari 16 persen dari jumlah tersebut. Secara otomatis, e-mail pun dikirim ke alamat-alamat aktif tersebut, menanyakan apakah mereka “rela” dikirimi spam.
Ambil contoh seorang spammer asal AS bernama Ron Scelson, yang dikenal dengan julukan “Cajun Spammer”. Dari kantor yang juga rumahnya, di mana terdapat selusin server yang beroperasi 24 jam sehari, Scelson mengirim jutaan email ke 50 lebih server di AS, Cina, Amerika Selatan dan Eropa. Isinya beragam tawaran, mulai dari asuransi sampai mainan dan pakaian dalam wanita. Software e-mail miliknya mengarungi 165.000 alamat e-mail per jam, mengincar alamat-alamat e-mail aktif, yang jumlahnya mungkin tidak lebih dari 16 persen dari jumlah tersebut. Secara otomatis, e-mail pun dikirim ke alamat-alamat aktif tersebut, menanyakan apakah mereka “rela” dikirimi spam.
“Rata-rata hanya 3.000 dari 5 juta yang memberi respon positif,” ujar Scelson. Sekalipun angka itu “relatif kecil”, namun sudah cukup bagi Scelson untuk mengutip 10.000 sampai 50.000 dollar per bulan ke beberapa lusin kliennya untuk menyalurkan iklan e-mail kepada konsumennya. Scelson mengaku, jika lagi hoki, ia bisa mendapatkan keuntungan 30.000 sampai 40.000 dollar per bulannya. Untuk mendukung operasi gerilyanya, ia dibantu 16 staf teknisi paruh-waktu untuk menangkal serangan balik dari para anti-spammer dan mengelola operasinya.
Faktor lainnya, sekalipun konten spam e-mail kadang menggelikan, spammer bukanlah orang bodoh. Mereka adalah lawan lihai yang mahir selalu mengubah cara dalam menyamarkan pesan-pesan komersialnya sebagai sebuah e-mail yang sah. Jika ditekan peraturan, ya mereka tinggal memindahkan operasinya ke ISP luar negeri. Yang lebih kejam, mereka membajak komputer tak berdosa dan menjadikannya basis gerilya melancarkan serangan spam.
Selain itu, spam juga didorong oleh penggunaan e-mail untuk bisnis yang juga tumbuh secepat spam. Orang tidak lagi bergantung pada telepon dan faks, karena e-mail pun sudah menjadi pilihan cara dalam berkomunikasi bisnis, bahkan yang bersifat mission-critical sekalipun.
Faktor lainnya, sekalipun konten spam e-mail kadang menggelikan, spammer bukanlah orang bodoh. Mereka adalah lawan lihai yang mahir selalu mengubah cara dalam menyamarkan pesan-pesan komersialnya sebagai sebuah e-mail yang sah. Jika ditekan peraturan, ya mereka tinggal memindahkan operasinya ke ISP luar negeri. Yang lebih kejam, mereka membajak komputer tak berdosa dan menjadikannya basis gerilya melancarkan serangan spam.
Selain itu, spam juga didorong oleh penggunaan e-mail untuk bisnis yang juga tumbuh secepat spam. Orang tidak lagi bergantung pada telepon dan faks, karena e-mail pun sudah menjadi pilihan cara dalam berkomunikasi bisnis, bahkan yang bersifat mission-critical sekalipun.
Jumlah spam yang beredar pada tahun 2003 sangat fantastis. Enrique Salem, CEO Brightmail pada pertengahan 2003 lalu pernah mengatakan bahwa volume e-mail spam akan membludak dalam beberapa tahun mendatang. “Volume spam e-mail tumbuh secara eksponensial. Perkiraan spam akan menembus batas 50 persen dari seluruh trafik e-mail Internet adalah perkiraan yang konservatif,” kata Enrique.
Toh, Enrique tidak perlu terlalu lama membuktikan prediksinya. Masih menurut Brightmail, 58 persen dari seluruh e-mail yang beredar pada Desember 2003 lalu adalah spam, dibandingkan 42 persen pada Januari 2003. Jumlahnya? Kalau tahun 2003 lalu saja Brightmail menyortir sekitar 800 miliar e-mail, atau 15 persen dari seluruh e-mail, baik spam maupun bukan, yang beredar di seluruh dunia, dengan mengambil rata-rata 50 persennya adalah spam, maka jumlah spam bisa mencapai 2,5 triliun!
Melihat angka yang besar ini, tentu membuat kita bergidik. Belum terhitung kerugian secara finansial yang bakal ditimbulkannya. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Radicati Group mengenai kerugian TI akibat spam disebutkan bahwa ongkos yang harus ditanggung akan meningkat dari 20,5 miliar dolar pada 2003 menjadi 198 miliar dolar pada tahun 2007.
Dampak kerugian dan risiko spam yang harus diperhitungkan perusahaan lebih luas lagi. Spam berdampak negatif bagi perusahaan dari beberapa segi :
Toh, Enrique tidak perlu terlalu lama membuktikan prediksinya. Masih menurut Brightmail, 58 persen dari seluruh e-mail yang beredar pada Desember 2003 lalu adalah spam, dibandingkan 42 persen pada Januari 2003. Jumlahnya? Kalau tahun 2003 lalu saja Brightmail menyortir sekitar 800 miliar e-mail, atau 15 persen dari seluruh e-mail, baik spam maupun bukan, yang beredar di seluruh dunia, dengan mengambil rata-rata 50 persennya adalah spam, maka jumlah spam bisa mencapai 2,5 triliun!
Melihat angka yang besar ini, tentu membuat kita bergidik. Belum terhitung kerugian secara finansial yang bakal ditimbulkannya. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Radicati Group mengenai kerugian TI akibat spam disebutkan bahwa ongkos yang harus ditanggung akan meningkat dari 20,5 miliar dolar pada 2003 menjadi 198 miliar dolar pada tahun 2007.
Dampak kerugian dan risiko spam yang harus diperhitungkan perusahaan lebih luas lagi. Spam berdampak negatif bagi perusahaan dari beberapa segi :
Mengurangi produktivitas karyawan – Perusahaan kehilangan produktivitas akibat banyaknya karyawan yang terpaksa menghabiskan waktunya melihat dan menghapus spam daripada melakukan hal-hal yang produktif. Estimasi kerugiannya tergantung besar kecilnya perusahaan.
Contohnya, sebuah perusahaan besar dengan 52.000 karyawan. Jika diasumsikan satu orang membutuhkan waktu 12 detik untuk melihat dan menghapus satu e-mail spam – diestimasikan satu orang akan menghabiskan waktu 5,5 jam per tahun untuk menghapus e-mail.
Biaya sumberdaya jejaring meningkat – Ketika volume e-mail spam meningkat, begitu pula biaya sumberdaya sistem untuk menanganinya. Jika 50 persen dari e-mail yang masuk ke sebuah perusahaan adalah spam, maka setengah dari server e-mail perusahaan (begitu pula bandwidth LAN dan storage backup yang terkait) diberdayakan hanya untuk memproses dan menyimpan junk e-mail. Selain itu, seluruh trafik e-mail membutuhkan bandwidth, perangkat jejaring, dan kapasitas penyimpan arsip tambahan.
Biaya administrasi TI meningkat – Dengan infrastruktur TI dan pengguna yang lebih banyak, maka diperlukan tambahan sumberdaya TI. Ini meliputi jejaring dan e-mail administrator tambahan, selain sumber daya helpdesk/technical support tambahan untuk membantu pengguna.
Menurut hitungan Radicati, sebuah perusahaan dengan 10.000 pengguna e-mail biasanya akan menggunakan 21 unit server. Biaya server ini tidak saja diperhitungkan dari akuisisi perangkat keras dan lisensi software-nya, juga biaya pengoperasiannya. Dalam perkiraan Radicati, spam mencakup 24 persen dari seluruh trafik e-mail korporat. Artinya, dari 21 server, 5 server tanpa disadari digunakan hanya untuk mengurusi volume e-mail ekstra akibat spam. Jika diuangkan, menurut Radicati, setara dengan 49 dolar per user mailbox. Jika tidak ada langkah yang dilakukan untuk menangkal spam, tahun 2007, sebuah perusahaan dengan 10.000 pengguna e-mail akan membutuhkan 25 server tambahan hanya untuk memproses spam, dan ongkosnya melonjak jadi 257 dolar per mailbox.
Risiko liabilitas legal meningkat – Sebagian besar spam berisi konten yang bersifat pornografi dan kebencian, yang tidak diperbolehkan di dalam perusahaan. Kalau tidak diatasi, perusahaan berisiko menciptakan lingkungan yang tidak kondusif dan bersahabat bagi karyawannya.
Mengurangi sekuriti dan kontrol – Para staf security TI khawatir bahwa spammer akan memanfaatkan kelemahan terbesar di arsitektur security perusahaannya – yaitu manusia. Mengelabui pengguna untuk membuka pesan atau attachment berisi aplikasi atau virus yang berbahaya, atau mengelabui pengguna untuk membocorkan informasi perusahaan yang sensitif merupakan paparan security yang serius dan berbahaya.
Selain itu, beberapa obat justru lebih parah daripada penyakitnya. Pasalnya, solusi desktop sering memungkinkan pengguna mengabaikan praktik security yang sudah digariskan perusahaan dan menentukan sendiri penangkalan spamnya. Sementara solusi-solusi yang dialihdayakan mengharuskan perusahaan untuk menyerahkan kendali aliran e-mail rahasia dan mission-critical ke pihak ketiga. Belum lagi kerugian pribadi bagi karyawan yang terkecoh untuk membeli barang-barang yang tidak diinginkan, membocorkan data pribadi yang kemudian dicuri para spammer, atau terjebak dalam perangkap dengan iming-iming memperoleh kekayaan dengan mudah.
Contohnya, sebuah perusahaan besar dengan 52.000 karyawan. Jika diasumsikan satu orang membutuhkan waktu 12 detik untuk melihat dan menghapus satu e-mail spam – diestimasikan satu orang akan menghabiskan waktu 5,5 jam per tahun untuk menghapus e-mail.
Biaya sumberdaya jejaring meningkat – Ketika volume e-mail spam meningkat, begitu pula biaya sumberdaya sistem untuk menanganinya. Jika 50 persen dari e-mail yang masuk ke sebuah perusahaan adalah spam, maka setengah dari server e-mail perusahaan (begitu pula bandwidth LAN dan storage backup yang terkait) diberdayakan hanya untuk memproses dan menyimpan junk e-mail. Selain itu, seluruh trafik e-mail membutuhkan bandwidth, perangkat jejaring, dan kapasitas penyimpan arsip tambahan.
Biaya administrasi TI meningkat – Dengan infrastruktur TI dan pengguna yang lebih banyak, maka diperlukan tambahan sumberdaya TI. Ini meliputi jejaring dan e-mail administrator tambahan, selain sumber daya helpdesk/technical support tambahan untuk membantu pengguna.
Menurut hitungan Radicati, sebuah perusahaan dengan 10.000 pengguna e-mail biasanya akan menggunakan 21 unit server. Biaya server ini tidak saja diperhitungkan dari akuisisi perangkat keras dan lisensi software-nya, juga biaya pengoperasiannya. Dalam perkiraan Radicati, spam mencakup 24 persen dari seluruh trafik e-mail korporat. Artinya, dari 21 server, 5 server tanpa disadari digunakan hanya untuk mengurusi volume e-mail ekstra akibat spam. Jika diuangkan, menurut Radicati, setara dengan 49 dolar per user mailbox. Jika tidak ada langkah yang dilakukan untuk menangkal spam, tahun 2007, sebuah perusahaan dengan 10.000 pengguna e-mail akan membutuhkan 25 server tambahan hanya untuk memproses spam, dan ongkosnya melonjak jadi 257 dolar per mailbox.
Risiko liabilitas legal meningkat – Sebagian besar spam berisi konten yang bersifat pornografi dan kebencian, yang tidak diperbolehkan di dalam perusahaan. Kalau tidak diatasi, perusahaan berisiko menciptakan lingkungan yang tidak kondusif dan bersahabat bagi karyawannya.
Mengurangi sekuriti dan kontrol – Para staf security TI khawatir bahwa spammer akan memanfaatkan kelemahan terbesar di arsitektur security perusahaannya – yaitu manusia. Mengelabui pengguna untuk membuka pesan atau attachment berisi aplikasi atau virus yang berbahaya, atau mengelabui pengguna untuk membocorkan informasi perusahaan yang sensitif merupakan paparan security yang serius dan berbahaya.
Selain itu, beberapa obat justru lebih parah daripada penyakitnya. Pasalnya, solusi desktop sering memungkinkan pengguna mengabaikan praktik security yang sudah digariskan perusahaan dan menentukan sendiri penangkalan spamnya. Sementara solusi-solusi yang dialihdayakan mengharuskan perusahaan untuk menyerahkan kendali aliran e-mail rahasia dan mission-critical ke pihak ketiga. Belum lagi kerugian pribadi bagi karyawan yang terkecoh untuk membeli barang-barang yang tidak diinginkan, membocorkan data pribadi yang kemudian dicuri para spammer, atau terjebak dalam perangkap dengan iming-iming memperoleh kekayaan dengan mudah.
Bagaimana praktek spammer di blog ?
Bagian komentar postingan blog adalah pintu masuk praktek-praktek spammer yang paling mudah untuk dilakukan oleh mereka-mereka yang menghalalkan praktek-praktek spammer ini. Berbagai modus mereka lakukan, diantaranya dengan meninggalkan banyak link-link aktif menuju halaman websitenya, berkomentar yang melenceng jauh dari topik bahasan artikel blog, banyak melakukan promosi berbagai produk obat-obatan (atau yang lainnya) maupun situs-situs judi online, penyisipan link-link yang mengarah ke situs-situs pornografi dan lain-lain.
Tujuan utama praktek spammer di blog ini adalah untuk satu tujuan mengaburkan kualitas sebuah blog di mata search engine maupun pengunjung blog. Tujuannya jelas yaitu menghancurkan reputasi positif sebuah blog yang telah dibangun dengan susah payah oleh para pemiliknya. Penghancuran reputasi ini biasanya dilakukan oleh para kompetitor blog ataupun orang-orang suruhannya (dan dibayar untuk melakukan itu). Biasanya praktek-praktek yang dilakukan adalah dengan mengaplikasikan praktek SEO Negative.
Oleh karenanya, lewat artikel ini BLOG INFO ingin mengajak para blogger yang peduli, untuk saling merapatkan barisan guna menghentikan praktek-praktek spammer di blog kita masing-masing. Marilah kita melatih diri untuk berkompetisi secara jujur dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat sabotase terhadap para kompetitor kita.
Silahkan meninggalkan komentar yang sesuai dengan artikel di atas, komentar anda sangat berguna bagi perkembangan blog ini di masa-masa mendatang.
Mohon jangan melakukan spam, atau promosi produk atau apapun yang tergolong hal-hal negatif
Mohon maaf bilamana terjadi keterlambatan balasan komentar.