Blog Info pada artikel ini ingin sekedar mengupas konsep Technopreneurship yang merupakan penggembangan konsep enterpreneurship. Ada sedikit perbedaan antara enterpreneur dengan technopreneur, meskipun esensinya adalah sama. Seseorang disebut ” Enterpreneur Sukses ” adalah apabila secara ekonomi ia mampu memberikan nilai tambah ekonomis bagi komoditas yang dijualnya, sehingga mampu menciptakan kesejahteraan bagi dirinya.
Dengan demikian, maka mereka yang digolongkan sebagai enterpreneur sukses adalah termasuk pensuplai produk bagi kebutuhan pasar pemerintah (suplier pemerintah), pensuplai kebutuhan pasar masyarakat (pedagang), ataupun pengusaha yang bergerak di sektor jasa yang sifat persaingan pasarnya dari cenderung monopolistik hingga persaingan bebas (komoditi). Pendidikan dan keahlian bagi mereka bukanlah hal yang utama dalam mengembangkan bisnisnya, tetapi unsur jaringan, lobi, dan pemilihan demografi pasar sasaran lebih menentukan kesuksesannya.
Berbeda dengan enterpreneur diatas, maka ada enterpreneur yang mendasarkan ke ” enterpreneuran - nya ” berdasarkan keahlian yang berbasis pendidikan dan pelatihan yang didapatkannya di bangku perkuliahan ataupun percobaan pribadi. Mereka menggunakan teknologi sebagai unsur utama pengembangan produk suksesnya, bukan sekedar jaringan, lobi, dan pemilihan pasar secara demografis. Mereka ini disebut sebagai technopreneur, yaitu ” enterpreneur moderen ” yang berbasis teknologi. Inovasi dan kreativitas sangat mendominasi mereka untuk menghasilkan produk unggulan sebagai dasar dari pembangunan ekonomi bangsa berbasis pengetahuan (Knowledge Based Economic).
Ada perbedaan mendasar antara negara maju dengan negara yang belum maju maupun berkembang. Negara maju mengembangkan strategi bersaingnya melalui keunggulan teknologi yang dimilikinya. Mereka “terpaksa” mampu menguasai teknologi karena rendahnya kuantitas Sumber Daya Alamnya (SDA).
Fokus negara yang maju teknologinya adalah pada penguasaan R&D teknologi, Desain Produk, dan Pemasaran, sedangkan manufaktur yang melibatkan permasalahan buruh mereka subkontrakkan kenegara berkembang.
Basis pengembangan ekonomi negara maju adalah berbasis Pengetahuan (Knowledge based Economic), sehingga mereka cenderung mencari partner – partner yang SDA nya melimpah, tetapi Knowledge – nya rendah.
Pendidikan pada negara maju ternyata mendasarkan basisnya pada kemampuan anak bangsa untuk mandiri dan berinovasi berbasiskan penciptaan teknologi sebagai keunggulan bersaingnya yang disebut dengan pendidikan berbasis enterpreneurship ataupun technopreneurship.
"Technopreneurship adalah sebuah inkubator bisnis berbasis teknologi, yang memiliki wawasan untuk menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda, khususnya mahasiswa sebagai peserta didik dan merupakan salah satu strategi terobosan baru untuk mensiasati masalah pengangguran intelektual yang semakin meningkat ( +/- 45 Juta orang)"
enterpreneur + tehnologi = tehnopreneur
Ada perbedaan mendasar antara negara maju dengan negara yang belum maju maupun berkembang. Negara maju mengembangkan strategi bersaingnya melalui keunggulan teknologi yang dimilikinya. Mereka “terpaksa” mampu menguasai teknologi karena rendahnya kuantitas Sumber Daya Alamnya (SDA).
Fokus negara yang maju teknologinya adalah pada penguasaan R&D teknologi, Desain Produk, dan Pemasaran, sedangkan manufaktur yang melibatkan permasalahan buruh mereka subkontrakkan kenegara berkembang.
Basis pengembangan ekonomi negara maju adalah berbasis Pengetahuan (Knowledge based Economic), sehingga mereka cenderung mencari partner – partner yang SDA nya melimpah, tetapi Knowledge – nya rendah.
Pendidikan pada negara maju ternyata mendasarkan basisnya pada kemampuan anak bangsa untuk mandiri dan berinovasi berbasiskan penciptaan teknologi sebagai keunggulan bersaingnya yang disebut dengan pendidikan berbasis enterpreneurship ataupun technopreneurship.
Baca juga : Dahsyatnya Pola Berpikir Positif.
Kepribadian Technopreneur
McClelland mengajukan konsep need for achievement (selanjutnya disingkat N-Ach) yang diartikan sebagai virus kepribadian yang menyebabkan seseorang ingin selalu berbuat lebih baik dan terus maju, selalu berpikir untuk berbuat yang lebih baik, dan memiliki tujuan yang realistik dengan mengambil resiko yang benar-benar telah diperhitungkan.
Seseorang yang memiliki N-Ach tinggi biasanya lebih menyukai situasi-situasi kerja yang dapat mereka ketahui apakah akan mengalami peningkatan/kemajuan atau tidak, uang bagi mereka bukanlah tujuan.
McClelland memberikan gambaran tentang hal itu sebagai berikut :
McClelland merinci karakteristik mereka yang memiliki N-Achyang tinggi, sebagai berikut :
Ukuran N-Ach dapat menunjukkan bagaimana jiwa enterpreneur seseorang, makin besar/tinggi nilai N-Ach seseorang, maka akan makin besar pula bakat potensialnya untuk menjadi enterpreneur yang sukses.
Manfaat Pengembangan Technopreneur
Singapura adalah salah satu contoh negara yang berhasil dalam membuat kebijakan menumbuhkan basis technopreneurnya. Empat puluh lima tahun yang lalu (era 1960 an), Singapura adalah negara kecil di Asia yang miskin. Dua puluh tahun kemudian, pemerintah mulai berkampanye untuk menarik perusahaan MNC berteknologi tinggi, dengan insentif pajak, tenaga kerja terdidik, dan program infrastruktur yang mengagumkan. Dimotori oleh kebijakan investasi besar – besaran oleh pemerintah yang diambil dari tabungan pensiun wajib, proyek infrastruktur bernama ”Singapore One” bernilai ratusan juta dollar, telah menghubungkan setiap rumah, sekolah, dan kantor ke Internet pada akhir 1999. Dan negara kecil Singapura ini telah melakukan investasi di bidang tekologi informasi di sekolah – sekolah dengan nilai yang lebih besar daripada negara manapun.
Contoh lainnya tentang pentingnya peran pemerintah dalam mendorong Technopreneurship adalah sejarah negara kecil di Eropa, yaitu Finlandia dalam membangun ekonominya yang berbasis pengetahuan dan teknologi. Pada tahun 1980 – an, industri utama dari Finlandia adalah Kertas dan Pulp. NOKIA, perusahaan terbesar dinegara itu yang bermarkas di Helsinki, waktu itu dikenal sebagai perusahaan sepatu karet.
Ketika krisis ekonomi menghantam pada tahun 1990 – an, Finlandia mengubah ” Grand Strategy ” negaranya, yaitu beralih ke teknologi tinggi untuk menyelamatkan diri. Pemerintah Finlandia menganggarkan 2,9 persen dari PDB (Produk Domestik Brutto) untuk riset dan pengembangan teknologi. Berbagai perusahaan menjalin kerjasama Internasional untuk mulai membangun industri elektronik, dan NOKIA menemukan pasar yang tak pernah jenuh berupa telepon seluler. Dalam waktu singkat, NOKIA meraup keuntungan USD 32 Milyar dalam setahun, dan keberhasilannya memicu ledakan teknologi di Finlandia.
Setelah berkembang, perusahaan ini juga berinvestasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di berbagai universitas di seluruh negeri, bekerjasama dengan BUMN milik pemerintah Finlandia. Kini Finlandia memiliki 400 perusahaan berteknologi tinggi. Penduduknya hanya lima juta orang, tetapi hampir separohnya menggenggam telepon seluler. Dan negara yang terkenal dengan danau dan saunanya ini juga membanggakan diri sebagai negara dengan koneksi Internet terbanyak di Eropa.
Kesimpulan sementara, mari kita tingkatkan aplikasi konsep technopreneurship ini untuk maju dan berkembang dalam upaya membangun bangsa.
McClelland mengajukan konsep need for achievement (selanjutnya disingkat N-Ach) yang diartikan sebagai virus kepribadian yang menyebabkan seseorang ingin selalu berbuat lebih baik dan terus maju, selalu berpikir untuk berbuat yang lebih baik, dan memiliki tujuan yang realistik dengan mengambil resiko yang benar-benar telah diperhitungkan.
Seseorang yang memiliki N-Ach tinggi biasanya lebih menyukai situasi-situasi kerja yang dapat mereka ketahui apakah akan mengalami peningkatan/kemajuan atau tidak, uang bagi mereka bukanlah tujuan.
McClelland memberikan gambaran tentang hal itu sebagai berikut :
“ Agaknya mengherankan bila ditinjau dari sudut teori ekonomi dan perniagaan Amerika tradisional bahwa yang mendorong enterpreneur mengadakan kegiatan bukanlah harapan untuk memperoleh keuntungan, orang yang kecil keinginannya untuk berprestasilah yang membutuhkan perangsang uang agar dapat bekerja lebih keras. Orang yang keinginan berprestasinya tinggi akan bekerja lebih keras dalam keadaan bagaimana pun, asalkan ada kesempatan untuk mencapai sesuatu. Dia tertarik kepada imbalan uang atau keuntungan terutama karena merupakan umpan-balik yang dapat mengukur pencapaian hasil dari pekerjaannya. Uang bagi enterpreneur yang sejati bukanlah sebagai perangsang berusaha, tetapi lebih merupakan ukuran keberhasilannya “ (Sumber kutipan : Krisna R. Purnomo, 1994, hal 11).
McClelland merinci karakteristik mereka yang memiliki N-Achyang tinggi, sebagai berikut :
- Lebih menyukai pekerjaan dengan resiko yang realistik
- Bekerja lebih giat pada tugas-tugas yang memerlukan kemampuan mental
- Tidak menjadi bekerja lebih giat dengan adanya imbalan uang
- Ingin bekerja pada situasi yang dapat diperoleh pencapaian pribadi (personal achievement)
- Menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam kondisi yang memberikan umpan-balik yang jelas dan positif
- Cenderung untuk berpikir ke masa depan dan memiliki pemikiran untuk jangka panjang.
Ukuran N-Ach dapat menunjukkan bagaimana jiwa enterpreneur seseorang, makin besar/tinggi nilai N-Ach seseorang, maka akan makin besar pula bakat potensialnya untuk menjadi enterpreneur yang sukses.
Manfaat Pengembangan Technopreneur
Singapura adalah salah satu contoh negara yang berhasil dalam membuat kebijakan menumbuhkan basis technopreneurnya. Empat puluh lima tahun yang lalu (era 1960 an), Singapura adalah negara kecil di Asia yang miskin. Dua puluh tahun kemudian, pemerintah mulai berkampanye untuk menarik perusahaan MNC berteknologi tinggi, dengan insentif pajak, tenaga kerja terdidik, dan program infrastruktur yang mengagumkan. Dimotori oleh kebijakan investasi besar – besaran oleh pemerintah yang diambil dari tabungan pensiun wajib, proyek infrastruktur bernama ”Singapore One” bernilai ratusan juta dollar, telah menghubungkan setiap rumah, sekolah, dan kantor ke Internet pada akhir 1999. Dan negara kecil Singapura ini telah melakukan investasi di bidang tekologi informasi di sekolah – sekolah dengan nilai yang lebih besar daripada negara manapun.
Contoh lainnya tentang pentingnya peran pemerintah dalam mendorong Technopreneurship adalah sejarah negara kecil di Eropa, yaitu Finlandia dalam membangun ekonominya yang berbasis pengetahuan dan teknologi. Pada tahun 1980 – an, industri utama dari Finlandia adalah Kertas dan Pulp. NOKIA, perusahaan terbesar dinegara itu yang bermarkas di Helsinki, waktu itu dikenal sebagai perusahaan sepatu karet.
Ketika krisis ekonomi menghantam pada tahun 1990 – an, Finlandia mengubah ” Grand Strategy ” negaranya, yaitu beralih ke teknologi tinggi untuk menyelamatkan diri. Pemerintah Finlandia menganggarkan 2,9 persen dari PDB (Produk Domestik Brutto) untuk riset dan pengembangan teknologi. Berbagai perusahaan menjalin kerjasama Internasional untuk mulai membangun industri elektronik, dan NOKIA menemukan pasar yang tak pernah jenuh berupa telepon seluler. Dalam waktu singkat, NOKIA meraup keuntungan USD 32 Milyar dalam setahun, dan keberhasilannya memicu ledakan teknologi di Finlandia.
Setelah berkembang, perusahaan ini juga berinvestasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan di berbagai universitas di seluruh negeri, bekerjasama dengan BUMN milik pemerintah Finlandia. Kini Finlandia memiliki 400 perusahaan berteknologi tinggi. Penduduknya hanya lima juta orang, tetapi hampir separohnya menggenggam telepon seluler. Dan negara yang terkenal dengan danau dan saunanya ini juga membanggakan diri sebagai negara dengan koneksi Internet terbanyak di Eropa.
Kesimpulan sementara, mari kita tingkatkan aplikasi konsep technopreneurship ini untuk maju dan berkembang dalam upaya membangun bangsa.
4 komentar
Menjadi seorang blogger pada dasarnya juga telah mengaplikasikan konsep technopreneurship .....
BalasMantap kang Bro Hendy ..... tampilkan postingan-postingan yang menantang lainnya ... aku suka itu ....
BalasBetul juga Kang Nawi ..., selamat berkunjung
BalasPerkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Silahkan meninggalkan komentar yang sesuai dengan artikel di atas, komentar anda sangat berguna bagi perkembangan blog ini di masa-masa mendatang.
Mohon jangan melakukan spam, atau promosi produk atau apapun yang tergolong hal-hal negatif
Mohon maaf bilamana terjadi keterlambatan balasan komentar.