Efektivitas Peringkat Alexa di era MobileGeddon

Info Blog pada artikel ini akan sedikit mengupas perihal efektivitas peringkat Alexa di era MobileGeddon sebuah algoritma Google terbaru yang menitik beratkan pemeringkatan sebuah situs berdasarkan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan berbagai macam ukuran layar device yang dipergunakan untuk mengakses situs atau blog tersebut. Singkatnya, pemeringkatan yang dilakukan oleh pihak Google ini didasarkan pada tingkat Responsivitas sebuah situs atau blog.

Pemeringkatan tersebut di atas didasarkan pada kenyataan bahwa para pengguna perangkat mobile atau smartphone pada dewasa ini cenderung  meningkat, dan mayoritas (80%) pengguna Google mengaksesnya lewat media atau perangkat mobile ini. Hal ini berdampak bahwa sebuah situs atau blog yang tetap ingin eksis, haruslah mempergunakan model Responsive Template untuk dapat terakomodasi ke dalam algortima Google yang baru ini. Artinya situs-situs atau blog-blog tersebut harus dapat dibuka atau diakses dengan mudah dan baik lewat perangkat-perangkat mobile atau smartphone tersebut.

Peringkat Alexarank adalah sebuah pola pemeringkatan sebuah situs atau blog dengan mendasarkan diri kepada "jumlah visitor situs atau blog yang menginstall Alexa toolbar pada web-browsernya". Artinya pemeringkatan Alexa ini dihitung berdasarkan jumlah visitor atau pengunjung sebuah situs/blog yang telah menginstall Alexa toolbar pada browsernya masing-masing, sementara para pengunjung atau visitor yang tidak menginstall Alexa toolbar pada browsernya tidak ikut diperhitungkan. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah : "Apakah semua pengunjung situs atau blog yang mempergunakan perangkat mobile atau smartphone telah menginstall Alexa toolbar ini ?". Pertanyaan berikutnya adalah : "Apakah Alexarank juga kompatible untuk para pengguna perangkat mobile atau smartphone ini ?"

Logikanya, bilamana Alexarank dianggap dapat menggambarkan tingkat popularitas sebuah situs atau blog, maka Alexarank tersebut harus secara representatif mampu menggambarkan tingkat popularitas sebuah situs atau blog tersebut secara lebih akurat dan dapat dipercaya. Dalam hal ini pastilah pihak Alexa tidak lagi menggantungkan proses penghitungan rankingnya hanya dengan instalasi Alexa Toolbar. Hal ini dapat dilakukan bilamana pihak Alexa mau bekerjasama yang solid dengan berbagai browser yang ada, yang dapat saja secara otomatis melaporkan berbagai macam bentuk, jumlah dan model kunjungan pada sebuah situs atau blog secara langsung kepada pihak Alexa. Namun apakah mudah solusi ini ?

Problematik Alexarank.

Mari kita perhatikan uraian berikut ini  :

Alexa’s biggest problem is that source of information, the toolbar.  The Alexa Toolbar only works for Internet Explorer, Google Chrome and Mozilla Firefox.  Users of any other web browser, such as Opera, Android, Safari, Blackberry or Lynx are all left out.  They can’t use the toolbar, and thus they can’t feed Alexa data.
(http://growtraffic.com/blog/2014/09/alexa-count-websites-mobile-visitors)

Artinya mungkin seperti berikut ini :

Permasalahan Alexarank yang terbesar adalah terletak pada sumber informasinya yang mengandalkan kepada Alexa toolbar. Alexa toolbar ini hanya dapat bekerja pada browser Internet Explorer, Google Chrome dan Mozzila Firefox. Pengguna-pengguna yang berasal dari browser lain semacam Opera, Android, Safari, Blackberry atau Lynx tidak termasuk ke dalamnya, karena browser-browser tersebut tidak dapat mempergunakan Alexa toolbar ini, artinya browser-browser tersebut tidak dapat mem-feed Alexa data.

Rampingnya peringkat Alexa sebuah situs atau blog merupakan dambaan tersendiri bagi setiap pemilik blog atau situs. Sebuah situs atau blog pemilik peringkat Alexarank yang kecil atau ramping dipercaya memiliki tingkat popularitas yang tinggi. Benarkah demikian adanya di era MobileGeddon dewasa ini ? Bagaimana kondisi yang terjadi bilamana para pengunjung blog atau situs yang terbanyak berasal dari para pengguna perangkat mobile atau smartphone ? Apakah Alexarank dapat mengakomodir kunjungan dari para pemakai perangkat mobile atau smartphone tersebut ????

Selanjutnya, bilamana Alexarank dianggap tidak lagi mampu menggambarkan tingkat popularitas sebuah situs atau blog secara lebih representatif, apa penggantinya  yang pantas dan cocok ? Jumlah backlink yang dimiliki sebuah situs atau blog adalah penggantinya yang cukup memiliki tingkat relevansi tinggi. Tentunya dalam hal ini bukanlah backlink yang sembarangan saja, tentu backlink yang berkualitas yang dapat dipergunakan sebagai tolok ukurnya.

Dewasa ini tidak sebuah situs atau blog untuk mendapatkan jumlah backlink berkualitas dalam jumlah yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Sebuah situs, website ataupun blog-blog yang terkenal pasti akan tidak dengan mudahnya memberikan backlink berkualitas secara sembarangan. Ditambah lagi dengan adanya aturan-aturan tentang backlink yang semakin ketat dari beberapa search engine semacam Google search engine. Dengan demikian, strategi penerapan jumlah backlink yang ada sebagai model pengukuran tingkat popularitas sebuah blog sepertinya menjadi sebuah solusi yang cukup memadai.

Korelasi antara konten blog dan backlink blog

Konten = on-page, backlink = off-page. Apa ada hubungan antara konten dan backlink ? Sangat ada. Berikut ini kutipan dari Bing.

If the value that you have worked so hard to instill in your site is evident to them, they will assist their own customers by linking back to your site. That, my friend, is the essence of link building.

Kira-kira artinya seperti ini,

Kalau website anda memang memiliki value (nilai) dan value ini terlihat oleh orang lain, maka mereka akan dengan senang hati memberikan link kepada anda. Inilah esensi dari link building.

Untuk memberikan value, maka anda harus memiliki konten yang berkualitas. Untuk memperlihatkan value ini kepada orang lain, anda harus melakukan pemasaran konten.

Dalam hal ini semakin nyata di depan mata kita bahwa tingkat popularitas sebuah blog tidak lagi berdasarkan sedikit banyaknya jumlah visitor atau pengunjung sebuah situs atau, namun ada faktor lain yang menjadi pendampingnya yaitu berkaitan dengan "value" atau nilai atau kualitas konten sebuah situs atau blog yang bersangkutan. Dengan metode ini sepertinya tingkat popularitas sebuah situs atau blog menjadi semakin representatif dalam menggambarkan kondisi yang sebenarnya.


Faktor rangking off-page SEO (backlink)

Off-page SEO adalah permainan popularitas website. Dalam menentukan popularitas suatu website, Google menggunakan berbagai faktor. Kita sudah tahu bahwa backlink adalah faktor yang utama dalam off-page SEO. Tapi tidak sembarang backlink memberikan dampak positif.

Berikut ini merupakan faktor penentu rangking dari luar website.

1. Kualitas backlink

Backlink yang berkualitas memberikan pengaruh yang jauh lebih kuat daripada yang tidak berkualitas. Tapi apa yang menentukan kualitas backlink ?

• Reputasi website
• Keaktifan website
• Kesamaan topik
• Penempatan backlink dalam website
• Dofollow & nofollow
• Kesamaan bahasa
• Umur backlink

Mengenai penempatan, backlink yang memiliki kualitas terbaik ditempatkan di dalam teks. Istilahnya contextual link. Ini karena Google membaca apa isi teks yang mengelilingi link tersebut dan memutuskan dalam konteks apa link tersebut dipasang. Akibatnya, website anda akan mendapatkan poin untuk keyword tersebut.

2. Anchor text dalam backlink

Anchor text yang digunakan dalam link dibaca oleh mesin pencari sebagai kata kunci. Website anda mendapatkan poin ekstra dalam teks yang digunakan sebagai anchor. Namun demikian, penggunaan anchor yang sama berulang-ulang tidak akan memberikan dampak positif lagi.

Perlu anda ketahui apabila dalam 1 halaman terdapat 2 link menuju website anda dan keduanya memiliki anchor yang berbeda, maka Google menggunakan anchor pertama.

3. Jumlah backlink

Semakin banyak backlink yang anda dapatkan, semakin baik. Tapi tidak hanya itu. Kuantitas harus sejalan dengan kualitas. Kalau anda hanya mendapatkan backlink dari website yang tidak memiliki reputasi, ini tidak terhitung sebagai faktor positif.

4. Keragaman backlink

Ada beberapa jenis backlink, salah satunya yang disebutkan tadi yaitu contextual link. Selain itu masih ada lagi seperti blog comment, profile, bio, widget, advertorial, directory, dsb. Terlalu banyak menggunakan satu jenis backlink tidak akan memberikan efek yang optimal.

Secara logika, kalau kita mendapatkan backlink secara alami maka jenis backlink akan beragam. Inilah mengapa mesin pencari menggunakan keragaman sebagai faktor.

5. Reputasi sosial

Google bisa memahami sentimen dalam setiap komentar. Artinya setiap kali website anda muncul kemudian muncul komentar negatif dari orang lain, akan berdampak buruk. Demikian pula sebaliknya dengan sentimen positif yang berdampak positif.

6. Aktivitas sosial

Website yang aktif dalam website sosial seperti sosial media dan jejaring sosial berarti populer. Aktivitas sosial suatu website dapat dilihat salah satunya dengan alat ukur berupa jumlah share ke jejaring sosial. Tapi ingat lagi dengan sentimen positif dan negatif.

7. Faktor personal pengguna

Sejak Google menerapkan personalized search, hasil pencarian dalam keyword yang sama bisa berbeda untuk masing-masing akun Google. Ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

• Pernah-tidaknya pengguna mengunjungi suatu website
• Tingkat kepuasan pengguna terhadap suatu website
• Negara dan bahasa
• Apakah suatu website pernah di-share oleh temannya

Perlu anda ketahui bahwa mesin pencari tidak pernah mengeluarkan daftar resmi faktor yang berpengaruh terhadap peringkat sebuah situs, web atau blog, karena itu faktor-faktor di atas lebih banyak didapatkan secara analisa empiris.


Kesimpulan  :

Memang peringkat Alexarank adalah merupakan sebuah faktor penting yang mesti mendapat perhatian lebih bagi sebagian blogger, terutama mereka-mereka yang mengandalkan kepemilikan sebuah blog untuk mengais sejumlah materi. Namun pada kenyataannya dapatlah kita lihat bersama, bahwa peringkat Alexa yang yang ramping tidak secara otomatis menunjukkan kualitas sebuah situs, website atau blog, bahkan tidak jarang kita dapati fakta bahwa sebuah situs atau blog memang memiliki peringkat Alexa yang ramping bahkan sangat ramping, namun pagerank situs atau blog tersebut masih tetap saja berada pada kisaran nilai 0.

Sebaliknya tidak jarang pula kita temui bahwa peringkat Alexa sebuah situs atau web atau blog tersebut masih cukup bengkak alias gemuk, namun dia telah memiliki pagerank yang cukup bagus dan berada pada kisaran angka 2 atau 3, seperti yang penulis alami pada beberapa blog yang lainnya.

Tidaklah terlalu perlu kita mendewa-dewa kan peringkat Alexa ini, karena pada dasarnya peringkat yang disajikan belum terlalu representatif untuk menggambarkan kondisi dan atau keadaan sebuah situs atau blog yang bersangkutan. Karena dalam hal ini Alexarank masih sangat bergantung dengan pemasangan Alexa Toolbar pada browser-browser para visitor atau pengunjung sebuah blog. Bilamana seorang pengunjung blog datang dengan mempergunakan browser yang tanpa dipasang Alexa Toolbar ini, maka kunjungannya tidak berarti apa-apa buat perkembangan Alexarank blog yang dikunjunginya tersebut.


Akhir kata : "Bagaimana pendapat anda ....... ????"