logo blog
Selamat Datang Di Info Blog
Terima kasih atas kesediaan anda berkunjung di Info Blog ini,
Semoga apa yang Info Blog share dan tulis di sini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.

Faktor-faktor penentu keberhasilan kerja

Info Blog, sukses banner
Info Blog. Pangkal tolak dari segala pekerjaan adalah usaha seseorang. Oranglah yang menciptakan pekerjaan, dengan maksud hendak memetik hasilnya untuk mencukupi keperluan-keperluannya. Melalui kerja, seseorang mendapatkan identitasnya, karena kerja adalah salah satu cara yang utama dimana seorang memperoleh statusnya dalam suatu kelompok. Lagi pula kerja juga menyediakan sarana utama bagi interaksi sosial dalam masyarakat. Terlebih bagi segolongan orang, mungkin kerja merupakan satu-satunya sarana untuk membentuk hubungan sosial. Bekerja telah merupakan hal yang utama dalam citra kita tentang diri kita dan masyarakat.

Bekerja merupakan satu-satunya pangkal tolak bagi manusia yang ingin mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari, bagi dirinya sendiri maupun keluarganya. Di dalam bekerja seseorang mengalami berbagai situasi dan keadaan, baik bahagia maupun sedih. Sudah selayaknya jika seseorang menginginkan keadaan yang bahagia. Keberhasilan kerja merupakan keadaan yang diinginkan oleh semua orang dalam kehidupannya. Keberhasilan kerja untuk tiap-tiap orang tidaklah sama ukurannya, karena kita tahu bahwa manusia adalah unik; satu dengan yang lain berbeda.

Sampai saat ini pun belum dapat ditentukan secara pasti berapa atau bagaimana seseorang mencapai keberhasilan kerja. Tetapi secara umum dapat dikatakan, bahwa seseorang cenderung memperoleh keberhasilan dalam pekerjaannya apabila pekerjaan itu sesuai dengan apa yang diinginkan dan dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. 

Secara khusus sebenarnya banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor yang mempengaruhinya yang akan di bahas dalam uraian selanjutnya di bawah ini.

Fakctor-faktor tersebut dapat digolongkan ke dalam dua golongan besar yaitu : a. Faktor-faktor dari dalam diri sendiri (intern) b. Faktor-faktor dari luar diri sendiri (ekstern)

A. Faktor-faktor dari dalam diri sendiri(Intern).

1. Kecerdasan
Kecerdasan memegang peran penting dalam berhasil tidaknya seseorang melaksanakan tugas-tugasnya. Dalam pengertian : tambah sulit dan majemuk suatu tugas bertambah tinggi kecerdasan di atas normal hanya cocok bagi seseorang yang cerdas. Apabila seseorang yang cerdas merasa bosan, tidak puas, bahkan menderita. Keadaan ini mengakibatkan prestasi rendah, muncul kegagalan, dan akhirnya dia keluar dari pekerjaannya. Mereka akan lebih berhasil bila mendapatkan tugas-tugas yang lebih sulit dan majemuk.

2. Keterampilan
Sering kali kita melihat seseorang berhasil di suatu bidang atau usaha. Lalu kita ikut-ikutan dalam bidang tersebut, meskipun kita tidak menyukainya, akhirnya tidak akan berhasil. Kita hanya melihat dia berhasil, tetapi tidak melihat proses dia sampai berhasil. Dalam menjalankan proses inilah yang memerlukan ketrampilan dan kecakapan. Untuk berhasil dalam usaha, kerja, atau kehidupan, kita tidak perlu meniru-niru, karena kita melihat banyak orang yang berhasil dalam hidupnya di berbagai macam bidang. Sebab ketrampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Seseorang dapat cakap dan trampil sekali dalam seni pahat dan ukir-mengukir, tetapi sama sekali tidak cakap dan tidak berdaya menghadapi soal-soal teknik dan industry.

3. Bakat.
Langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum kita mempunyai pekerjaan tetap atau meneruskan belajar ialah : menemukan bakat yang ada dalam diri sendiri dan mempraktekkannya. Banyak orang terpaksa menjalankan tugasnya yang tidak sesuai dengan bakatnya, baik karena mereka tidak mengetahui bakat apa yang sesungguhnya ada dalam dirinya, maupun juga karena tempat kerja yang sangat terbatas. Sehingga mereka terpaksa memasuki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan bakat mereka. 

Akibatnya banyak diantara mereka yang gagal di tengah jalan, atau tidak berhasil di dalam bekerja. Dengan bekerja manusia dapat mengembangkan bakat dan kemampuan yang ada dalam dirinya. Oleh sebab itu sebagai orang yang ingin mencapai aktualisasi-diri dan bekerja sesuai dengan pilihan dan keahlian masing-masing, maka bakat perlu diperhatikan. Persesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan yang dilakukan, akan menjadikan seseorang dengan baik, giat, produktif dan sekaligus dapat menghayati makna kerja yang dilakukannya.

4. Kemampuan dan minat.
Seseorang yang tidak suka kepada pekerjaannya atau tidak berminat pada pekerjaannya, tidak akan mendapatkan hasil yang baik meskipun kemampuan untuk mengerjakan ada. Oleh karena itu kita harus mengetahui apakah kemampuan dan minat kita, harus mengetahui betul-betul kemampuan dan minat kita terhadap sesuatu pekerjaan tertentu. Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang adalah : tugas dan jabatan yang dipegangnya harus sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 

Tugas dan jabatan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan minat banyak memberikan hambatan bagi kesuksesan dalam kerja. Hal ini juga menimbulkan ketegangan yang sering menjelma dalam sikap dan tingkah laku agresif, terlalu banyak kritik dan memberontak. Kemampuan yang disertai dengan prestasi tinggi dapat mengembangkan minat; sedang minat akan menyokong perkembangan kemampuan lebih lanjut. Usahakan supaya dapat mengembangkan minat kita terhadap pekerjaan yang kita jalankan, sampai kita mencintai pekerjaan itu. 

Ini berarti bahwa : kita perlu mencari atau memilih pekerjaan yang betul-betul kita minati. Atau, pada permulaannya mungkin kita hanya dihadapkan pada pekerjaan yang ada; maka usaha kita adalah menumbuhkan rasa senang terhadap pekerjaan itu. Bila usaha ini digiatkan secara tekun, rasa senang akan perlahan-lahan timbul; dan sejak saat itu pula minat kita akan mulai timbul dan mendorong kita untuk tidak mudah menjadi capai dan lelah. Dalam bekerja kita menjadi lincah dan bersungguh-sungguh hendak menyelesaikan pekerjaan itu, maka dengan sikap yang demikian orang akan senang terhadap kita. Ini dapat dijadikan pangkal tolak daripada keberhasilan kita dalam bekerja.

5. Motivasi Dalam mencapai keberhasilan kerja, perlu adanya motif-motif sebagai berikut :
a. Motif untuk kreatif, yaitu selalu cenderung mencari sesuatu yang baru, sesuatu yang lain daripada yang lain.
b. Motif mencapai efisiensi,mencakup efisiensi kerja dan waktu.
c. Motif mencapai sesuatu, bukan hanya gaji, tetapi mempunyai harapan untuk bisa mencapai sesuatu, untuk bisa mencapai jenjang karier yang lebih tinggi, juga mencari dan menambah ketrampilan kerja guna meraih pekerjaan yang lebih baik.
d. Motif bekerja : adanya kesadaran bahwa orang hidup harus bekerja untuk hidup.

6. Kesehatan.
Di dalam bekerja semboyan Men sana in corpore sano (dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat) adalah sangat berguna. Kesehatan sangat membantu proses kerja seseorang dalam menyelesaikan segala tugas-tugasnya. Jika kesehatan terganggu, maka pekerjaan pun juga terganggu. Sehingga memelihara dan menjaga kesehatan kita sebaik-baiknya adalah langkah yang berguna dalam mendaki jenjang keberhasilan kerja kita.

7. Kebutuhan psikologis.
Hal ini berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang. Meskipun seseorang sudah terpenuhi kebutuhan materialnya, tetapi bila kebutuhan psikologis tidak terpenuhi, maka dapat mengakibatkan dirinya merasa tidak senang dengan kehidupannya. Kerja merupakan salah satu kegiatan di dunia ini, sehingga kebutuhan psikologis harus terpenuhi agar kehidupan emosinya menjadi stabil. Sebagian besar dari waktu juga dihabiskan orang untuk kegiatan. Sehingga penting bagi seseorang untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan psikologis ini. Misalnya : Apakah dia diterima oleh kelompok kerjanya atau dimusuhi? Apakah ada kesempatan baginya untuk bergaul serta bertukar fikiran dan perasaan dengan teman-temannya? Atau, apakah kebutuhan untuk merasa berharga dapat dipenuhi. Apakah tugas-tugasnya terasa hina, sehingga tiap tindakkannya membawa perang batin di dalam dirinya, dan merasa bahwa harga dirinya harus dikorbankan ?

8. Kepribadian.
Kepribadian yang rapuh, misalnya : dengan emosi tidak stabil dan mudah tersinggung, akan mengganggu aktivitasnya selama ia bekerja. Kepribadian yang rapuh merupakan sesuatu yang negative, dan sebab-sebabnya terletak pada diri kita sendiri. Pribadi yang berhasil yaitu bila seseorang sanggup berhubungan secara baik serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta kenyataan hidup secara wajar dan efektif, juga dapat memperoleh rasa puas atas hasil yang telah dicapainya. Bila seseorang mempunyai kepribadian yang kuat dan integritas tinggi, besar kemungkinannya ia tidak akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada umumnya, dan khususnya dengan kerjanya.

9. Cita-cita dan tujuan dalam bekerja.
Cita-cita, tujuan dan system nilai seseorang saling berhubungan satu dengan yang lain. Jika cita-cita dan tujuan seseorang sudah sesuai dengan system nilainya, maka di dalam mencapainya pun disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh dan tekad tinggi. Keadaan ini termanifestasi dalam suasana kerja. Dan jika pekerjaan seseorang sudah merupakan cita-cita dan tujuan yang sesuai dengan system nilainya, maka ia akan bekerja dengan bersungguh-sungguh, rajin, tanpa disertai dengan suatu perasaan yang tertekan, yang sangat beguna bagi kesuksesan kerjanya.

B. Faktor-faktor dari luar diri sendiri (eksteren) :

1. Lingkungan keluarga (rumah).
Keadaan keluarga dapat mempengaruhi berhasil tidaknya seseorang yang sedang bekerja. Ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah kerja, juga pekerjaan yang dikerjakan akan terganggu. Lingkungan keluarga (rumah) yang penuh dengan keharmonisan dan kebahagiaan, besar sekali pengaruhnya terhadap para pekerja; dan hal tersebut perlu dimiliki oleh setiap pekerja. Keadaan seperti itu sangat menunjang seseorang untuk bekerja dengan berhasil, dan menjadikan seseorang berfungsi secara optimal; juga mengarahkan tenaganya secara lebih efisien dalam bekerja. Anggota keluarga yang mendorong dan mendukung kerja seseorang turut membantu secara mental dan spiritual untuk berhasilnya seseorang dalam kariernya.

2. Lingkungan tempat bekerja. 
Situasi kerja sangat mempengaruhi keadaan diri pekerja, karena setiap kali seseorang bekerja maka iapun harus memasuki situasi kerja tersebut. Tentu saja situasi yang menyenangkan akan mendorong seseorang untuk bekerja dengan senang dan giat. Sebaliknya, tidak jarang timbul kekecewaan dan kegagalan yang diderita pekerja karena terdapat ketegangan di dalam lingkungan kerja. Ada bermacam-macam lingkungan tempat bekerja atau situasi kerja, yaitu :

a. Job security (rasa aman dalam pekerjaannya). 
Artinya pekerjaan yang dipegang oleh seseorang merupakan pekerjaan yang aman dan tetap. Jadi bukan merupakan pekerjaan yang mudah dipindah-pindah, digeser atau diganti yang dapat menyebabkan seseorang bekerja dalam suasana yang kurang tenang dan kurang bergairah dalam bekerja. Alangkah baiknya jika seseorang dapat bekerja secara aman dan tetap, sehingga makin lama kemampuan dan ketrampilan dalam melaksanakan pekerjaannya akan makin tumbuh dan berkembang. 

b. Kesempatan untuk mendapatkan kemajuan. 
Suatu pekerjaan atau jabatan yang sangat kurang memberi kesempatan untuk maju, akan kurang menarik dan kurang pula menimbulkan gairah kerja bagi para pekerjanya. Setiap orang menginginkan agar dirinya dapat berhasil, lebih maju dan berkembang. Oleh karena itu kesempatan mendapatkan kemajuan dalam suatu lapangan pekerjaan menunjang seseorang untuk lebih giat berusaha agar dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

c. Rekan sekerja.
Hubungan sosial yang ada di antara rekan sekerja berpengaruh besar pada proses kerja seseorang. Ketegangan yang timbul dalam suasana kerja yang terjadi diantara rekan sekerja, akan menimbulkan gairah kerja yang menurun atau kurang baik. Ketegangan atau ketidakcocokan dalam lingkungan rekan sekerja amat mudah menimbulkan rasa keseganan seseorang untuk masuk (datang) ke tempat di mana ia bekerja. Sebaliknya lingkungan rekan sekerja yang menyenangkan akan menimbulkan gairah kerja yang tinggi, sehingga seseorang dapat berhasil dalam kerjanya.

d. Hubungan dengan pimpinan. 
Pimpinan yang bijaksana selalu didambakan oleh setiap pegawai. Namun kenyataannya tidak jarang terjadi timbul kesalah-fahaman antara pekerja dan pimpinan. Keadaan sedemikian ini dapat mengganggu cara kerja seseorang. Hubungan yang baik, yang cukup demokratis dan saling menghargai merupakan hubungan yang ideal bagi pekerja (karyawan), sehingga dalam melaksanakan tugas-tugasnya ia dapat merasakan ketenangan dan keamanan.

e. Gaji. 
Gaji memang merupakan suatu perangsang bagi seseorang untuk bekerja dengan baik dan rajin. Maka gaji adalah satu hal yang penting yang dicari seseorang dalam bekerja. Umumnya orang berpendapat, bahwa gaji yang tinggi akan mendorong seseorang untuk bekerja dengan sukses. Memang pada umumnya seseorang merasa senang dengan gaji yang tinggi; tetapi belum tentu gaji yang tinggi itu menimbulkan suatu kepuasan dalam bekerja. 

Selama gaji yang diterimanya dianggap cukup untuk membiayai kebutuhan keluarganya sehari-hari, ditambah dengan harapan akan mendapat kepuasan psikologis yang dapat menenteramkan dirinya, maka kemungkinan besar seseorang akan tetap mempertahankan pekerjaannya, baik sebagai pegawai rendahan ataupun sebagai manajer yang tinggi. Tetapi bila gaji yang diterima itu dianggap tidak cukup, apalagi sampai mengganggu ketenteraman jiwanya, maka orang akan berfikir untuk mencari pekerjaan yang lain.

Padahal belum tentu pekerjaan yang baru itu akan memberikan keberhasilan pada dirinya. Lingkungan atau situasi kerja memang mempengaruhi tetapi bukan yang menentukan. Kitalah yang harus menentukan situasi itu seperti yang kita inginkan, dan kalau hal ini tidak ada, maka kitalah yang harus menciptakannya.

Kesimpulan.
Keberhasilan seseorang bukan ditentukan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh lingkungannya di mana ia berada. Tidak ada sesuatu yang dapat berhasil dengan baik, yang diperoleh tanpa usaha yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu tanamkan pada diri kita masing-masing, bahwa keberhasilan membutuhkan usaha yang keras dan kemampuan yang kuat. Memang ketakutan akan kegagalan adalah hal yang wajar bagi seseorang yang normal, selama tidak melampaui batas ketakutan yang wajar. Kegagalan dalam mencapai keberhasilan kerja tidak semata-mata disebabkan oleh kepandaian akan ilmu, tetapi juga disebabkan oleh banyak hal-hal yang lain. 

Untuk dapat berhasil dengan baik, seseorang perlu memiliki juga rasa kepercayaan diri sendiri. Seseorang yang mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri akan bekerja dengan tekun, serta mengutamakan kesibukan yang bermanfaat. Pekerjaan akan lebih berarti bila seseorang dapat melihat dan menemukan dirinya di sana. Di samping itu perasaan senang dan bahagia menolongnya untuk bekerja lebih bergairah dan giat mencapai keberhasilan. Setelah kita melihat beberapa faktor yang ikut menentukan keberhasilan kerja seperti yang telah dijelaskan di atas, sudah barang tentu tidak mudah untuk memenuhi semua faktor-faktor tersebut secara sempurna. Tetapi setidak-tidaknya jika kita ingin berhasil dalam karier (kerja), maka alangkah baiknya jika faktor faktor tersebut diperhatikan secara seksama.

Enter your email address to get update from Info Blog.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

1 komentar:

admin..untuk selanjutnya mohon ditulis sumber refernsinya ya. biar bisa jadi sumber karya ilmiah. thanks atas materinya.

Balas

Silahkan meninggalkan komentar yang sesuai dengan artikel di atas, komentar anda sangat berguna bagi perkembangan blog ini di masa-masa mendatang.
Mohon jangan melakukan spam, atau promosi produk atau apapun yang tergolong hal-hal negatif
Mohon maaf bilamana terjadi keterlambatan balasan komentar.

Copyright © 2015. Info Blog 97 - All Rights Reserved | Template Created by Info Blog Proudly powered by Blogger