logo blog
Selamat Datang Di Info Blog
Terima kasih atas kesediaan anda berkunjung di Info Blog ini,
Semoga apa yang Info Blog share dan tulis di sini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.

Pragmatika Nilai Budi Luhur dan Memayu Hayuning Bhawana

Berdasarkan pembahasan budi luhur ke arah memayu hayuning bawana, tampak bahwa manusia hidup sebagai makhluk multi dimensional. Paling tidak, manusia harus berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan Tuhan. Dalam hubungan itu, seperti dipaparkan dalam puisi SMPK di atas diperlukan budi luhur agar kelak dapat mencapai cita-cita hakiki yaitu kemanunggalan. Yang perlu dicermati, dari konsep demikian agar manusia tidak terjebak pada wawasan bahwa mistik sebagai dunia misteri yang dahsyat, sulit tersentuh.

Sastra mistik yang menuju memayu hayuning bawana tidak lain juga hidup kita sendiri, dari persoalan sederhana hingga yang kompleks. Jika ramah lingkungan, sebenarnya kita telah berusaha memayu hayuning bawana. Hal ini sejalan dengan pemikiran Hamengkubuwana (2011:2) bahwa dalam kondisi kehidupan bangsa yang berat ini, generasi muda Indonesia harus bangkit membangun optimeisme dengan semangat mengedepankan akhlak atau moral sebagai pendorongnya.

Wong Jawa

Akhlak yang dimaksud tidak lain adalah pendidikan karakter, seperti halnya mengedepankan watak disiplin, tanggung jawab, kerja keras, jujur, dan optimis. Jika kita membuang sampah (bathang), hingga tetangga tidak merasa terganggu, dengan cara dibakar, ditimbun, dan seterusnya jelas implikasi hal ini. Sebaliknya, jika kita membuang sampah berbau di sembarang tempat (diecret-ecret), itu tidak lagi memperindah dunia.

Orang yang membuang sampah secara arif, penuh kebijakan, telah merujuk pada laku mistik praktis. Sebaliknya, bagi yang membuang sampah sengaja atau tidak telah menjadi rasanan pihak lain, jelas bertentangan dengan mistik praktis. SMPK semacam itu boleh dipandang sebagai karya eksoterik. Ciri eksoterik tampak pada upaya getaran sastra yang ke arah kebahagiaan orang lain. Manakala orang lain merasa nyaman, dunia tentram, kita tidak memiliki musuh. Sebaliknya, jika persoalan sampah saja mengundang permusuhan, sebagai tanda memayu hayuning bawana telah pudar.

Hal senada juga dikemukakan Susilo (2000:43-45) bahwa memayu hayuning bawana adalah watak moral luhur yang berusaha memelihara kedamaian dunia. Tingkah laku seseorang yang hanya bertekad mewujudkan ketentraman dan kesejahteraan manusia di dunia.

Dalam alam modern seperti sekarang ini, ungkapan ini  dapat disamakan dengan usaha memelihara perdamaian dunia, agar bebas dari rasa kemiskinan, kelaparan, dan kekurangan serta peperangan. Maksud pandangan ini, dapat disaksikan manakala manusia tidak selalu bermusuhan, dapat menghargai pluralitas, dan tolerensi tinggi dikedepankan. Perbedaan pandangan, status, religi, dan sebagainya adalah amanah. Perbedaan justru rahmat.

Dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa watak mamayu hayuning bawana adalah watak yang ingin memelihara keseimbangan kosmos sehingga tercipta harmonis. Jika harmonis telah tercapai dalam kehidupan, maka akan tercapai ketentraman abadi di dalam hidup sehingga dunia bebas dari rasa ketakutan, peperangan dan kelaparan, kekurangan dan sebagainya. Watak dan sikap ini sangat didambakan siapa saja, apalagi generasi muda yang kelak akan menjadi generasi penerus cita-cita bangsa dan akan menjadi pemimpin negara. Itulah mutiara moral ideologis.

Dinyatakan mutiara moral karena terkandung pesan watak atau kepribadian luhur. Adapun ideologis memuat cita-cita luhur. Kedua hal ini apabila mampu menyatu akan menyelamatkan dunia Jawa secara komprehensif. Setiap orang hendaknya "menghiasi" bangsa "memperindah" bangsanya, yaitu mengusahakan keselamatan bangsanya. Kata indah dalam kaitan ini tidak lain sebagai manifestasi ”hayu”. Hayu, dapat dimaknai hidup, hidup berarti selamat. Hidup yang harmoni, akan selamat sekurang-kurangnya di dunia. Untuk itu, menurut orang Jawa, caranya ialah orang harus menepati semua kewajibannya. Orang hidup harus bekerja dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban hidup yang besar demi dan selaras dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga yang harus dibela dan dihidupi.

Mengusahakan keselamatan bangsa dimulai dari mengusahakan keselamatan keluarga dan keturunannya. Kalau orang kehilangan martabatnya, tidak menetapi kewajibannya, keselamatan keluarga akan terancam dan ini berarti keselamatan serta kesejahteraan bangsa akan terancam pula. Moral yang tinggi diperlukan agar orang tetap bertanggung jawab akan kewajibannya. Kemerosotan akhlak akan menghancurkan suatu bangsa. Jadi, setiap orang atau pribadi perlu memiliki moral yang tinggi, termasuk juga para pemimpin bangsa. Mereka seharusnya tidak hanya memimpin dengan keahlian, terutama dengan teladan hidup pribadi yang tanpa cela.

Uraian di atas terkandung makna simbolik bahwa kehidupan penghayat selalu berlandaskan budi luhur ke arah moralitas mulia. Bingkai etik atau moral ini yang menuntun penghayat dalam paguyuban maupun masyarakat menjalankan akhlak mulia. Dengan cara ini, keberterimaan masyarakat dan pihak lain akan lebih positif terhadap penghayat. Selain itu, dengan bersikap moral yang terpuji, penghayat juga tertuntun ke jalan hidup yang harmoni. Ketentraman hidup justru dapat diraih dengan bertindak yang menghiasi dunia, sesuai dengan tuntunan budi luhur.

Budi luhur ke arah moral kejawen juga menjadi bekal penghayat mencapai makrifat sosial. Akhirnya, kehidupan mereka dapat damai dan sejahtera lahir batin.

Dalam konteks demikian, bisa direnungkan konsep yang terdapat dalam buku Himpunan Pitutur Luhur (Istiasih, 2001:66-67) bahwa memayu hayuning bawana sungguh istilah yang luhur. Ada berbagai padanan makna memayu hayuning pribadi, memayu hayuning kulawarga, memayu hayuning sesama, dan memayu hayuning bawana, yang porosnya adalah mewujudkan keadaan yang selamat, sejahtera, dan bahwa diri sendiri, keluarga, sesama, dan dunia sebagai satu total sinergik harmonis.

Saya memandang himpunan makna ini sudah cukup handal. Paling tidak, konsep memayu termaksud memiliki cakupan pribadi, orang lain, dan dunia lain. Atas dasar hal tersebut, menarik disimak uraian mistis bahwa mamayu ayuning bawana hendaklah dimengerti menurut arti `menghiasi dunia'. Penghiasan tersebut dilakukan oleh manusia, wakil Tuhan dengan menjalankan kewajibannya dengan teliti sehingga dengan demikian kesejahteraan bumi (Indonesia) tercapai. Senada dengan itu, Suseno (1980: 150) menyatakan mamayu hayuning bawana berarti memperindah dunia dan dengan demikian membenarkan kesadaran kosmos. Sebaliknya, mengejar kepentingan-kepentingan egois harus ditegur karena mengacaukan keselarasan masyarakat dan kosmos. Lebih tegas lagi Mulder (1983: 40) menjelaskan mamayu hayuning bawana, berarti menghiasi dunia.

Pendapat-pendapat demikian, intinya menukik pada perilaku orang Jawa yang peduli kosmos. Menjaga atau melestarikan adalah kunci tercapainya bawana indah. Dalam konteks bawana, memang terkandung istilah sarira (pribadi), bangsa, dan negara. Totalitas menghiasi dunia ini tidak bisa dilepaskan satu dengan yang lain. Siapa pun yang menjadi pelaku (penghias), semestinya memperhatikan kosmos secara proporsional. Jika salah satu unsur terabaikan, maka harmoni bawana juga sulit tercapai. Bayangkan, ketika gempa besar melanda di belahan bumi Indonesia, mungkin sekali tatanan kosmos kita kurang baik. Kita telah melupakan aspek memayu hayuning bawana, hingga alam melakukan ”perlawanan”. Dengan demikian, budi luhur yang berbasis pada konteks mistik telah mengantarkan penghayat kepercayaan semakin dekat dengan Tuhan. Kedekatan dibangun oleh laku-laku mistik yang mementingkan kehidupan bersama, bukan kepentingan pribadi. Kunci dari seluruh aktivitas mistik memayu hayuning bawana ini pada konsepsi tapa ngrame dan sepi ing pamrih. Akibatnya, penghayat akan mencapai keseimbangan hidup, baik sebagai makhluk sosial maupun pribadi. Kedekatan dengan Tuhan melalui aktivitas hidup yang memperhatikan sesama akan memupuk jiwa sosial.
Enter your email address to get update from Info Blog.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Silahkan meninggalkan komentar yang sesuai dengan artikel di atas, komentar anda sangat berguna bagi perkembangan blog ini di masa-masa mendatang.
Mohon jangan melakukan spam, atau promosi produk atau apapun yang tergolong hal-hal negatif
Mohon maaf bilamana terjadi keterlambatan balasan komentar.

Copyright © 2015. Info Blog 97 - All Rights Reserved | Template Created by Info Blog Proudly powered by Blogger