logo blog
Selamat Datang Di Info Blog
Terima kasih atas kesediaan anda berkunjung di Info Blog ini,
Semoga apa yang Info Blog share dan tulis di sini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.

Pusaka Linuwih, Kanjeng Kyai Lawi dan Kanjeng Kyai Lepet

Tersebutlah dua pusaka linuwih yaitu Kanjeng Kiai Lepet dan Kanjeng Kiai Lawi, dua pedang pusaka yang pernah dipergunakan oleh Bung Karno, dan kemudian dikembalikan lagi oleh Sang Proklamator setelah jatuh dari  kekuasaannya. Dua pusaka dengan gagang dan sarung dari emas  itu, konon mempunyai daya linuwih yang hebat.

Pusaka Kanjeng Kyai Lawi & Kanjeng Kyai Lepet
Dua Pusaka Linuwih, Kanjeng Kyai Lawi dan Kanjeng Kyai Lepet

Pusaka pertama bernama Kanjeng Kiai Lepet, berupa pedang dengan panjang bilah sekitar 60 sentimeter. Bilah berpamor wos wutah dengan bolang sebanyak 5 buah. Bolang adalah bentuk pamor setengah lingkaran dengan ciri utama terhias berurutan pada mata tajam pedang.  Bilah dengan kualitas besi yang baik ini, diperkirakan dibuat pada pada zaman Majapahit. Sedangkan ciri lainnya, gagang dan sarungnya terbuat dari emas. Gagang bermotifkan Lung Temu, semacam daun-daunan tanaman talas, dan sarung pedang dengan motif alas-alasan – rerimbunan hutan dengan hewan berupa burung, macan, bulus dan sebagainya. Sarung dan gagang dengan motif seperti itu, dan selalu dilapisi emas, adalah khas buatan Sunan PB X.

Pusaka kedua, bernama Kanjeng Kiai Lawi, juga berupa pedang dengan bentuk yang lebih kecil dan lebih pendek. Pusaka kedua ini diperkirakan juga tangguh  Majapahit. Bedanya, bilahnya berpamor Pulo Tirto dan tanpa ada pamor bolang. Motif dan bentuk lapisan emas pada sarung dan gagangnya, bisa dipastikan ‘pakaian’ pedang tangguh Majapahit tersebut adalah yasan PB X. Sarung pedang dengan motif alas-alasan, dan gagang bermotif lung temu, membuat pedang kedua tampak kembar dengan pedang yang pertama.

Bung Karno dengan Kanjeng Kyai Lawi
Bung Karno berpose dengan memegang Pusaka Kanjeng Kyai Lawi
Bung Karno menerima kedua pusaka itu dari Permaisuri Sunan PB XI, dan diperkirakan pada sekitar tahun 1939 atau 1940.  Dari Kanjeng Prameswari PB XI inilah,  Sukarno muda menerima kedua pedang berpenampilan indah dan mewah tersebut. Waktu itu, Bung Karno ditemani Soegiyopranoto, seorang tokoh Katolik, menghadap Ibu Ratu. Sukarno mendapat pedang pusaka, sementara Mgr. Soegiyopranoto mendapat sebuah salib.

Siapa yang memberikan kedua pedang kepada BK, di kalangan Kasunanan Surakarta tiada kata yang sama. Ada yang menyebut, KK Lawi diterima dari PB X sebelum wafat tahun 1939, sedangkan KK Lepet dari Pangeran Suryo Guritno (sebelum menjadi PB XII). Ada yang menyebut, bahwa KK Lawi diberikan langsung oleh Prameswari PB XI. Namun apapun, fakta sejarah menunjukkan bahwa BK pernah memegang kedua pusaka itu sejak muda, dan dikembalikan ke Keraton Solo sekitar tahun 1966-1967.

Sejarah dan legenda, atau fakta dan mitos, sering berpilin dan terajut menjadi satu dan sulit diuraikan. Pusaka dan sosok sejarah, juga demikian. Adalah sosok Bung Karno (BK) yang beberapa kali lolos dari upaya pembunuhan, sering dikaitkan dengan kekuatan supranatural yang dimiliki oleh sang pemimpin kharismatik itu. Dan, kekuatan supranatural itu, terkadang juga dikaitkan dengan keberadaan benda pusaka seperti keris  atau pedang pusaka yang dimilikinya.

Kanjeng Kyai Lawi
Pusaka Kanjeng Kyai Lawi
Pelemparan granat di Cikini, Jakarta, 30 November 1957, yang jelas-jelas sebagai upaya pembunuhan kepada Kepala Negara, menewaskan sembilan orang dan melukai  sekitar lima puluh orang, di kemudian hari menjadi suatu contoh cerita bersatunya fakta dan mitos. Di antara korban – tewas dan luka-luka – adalah anak-anak.  Maklum penggranatan itu dilakukan di Sekolah Rakyat Cikini.  Sementara, Bung Karno selamat, dan sempat disembunyikan oleh pengawalnya di sebuah rumah di seberang sekolah itu – sebelum akhirnya dilarikan ke istana.

Namun, apapun, pelekatan ‘kemampuan lebih’ pada sosok Soekarno sebenarnya juga bukan hal yang aneh. Masyarakat menambahi dengan bumbu-bumbu kisah pada tokoh itu, mengingat Bung Karno dalam setiap penampilannya selalu menggenggam sebuah tongkat komando – yang didalamnya ada sebilah tosan aji, bisa patrem atau tombak cacing kanil. Bahkan ada foto sosok BK berpakaian baju safari warna putih, berpeci, tangan kirinya menggenggam sebilah pedang bersarung emas.



Enter your email address to get update from Info Blog.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

Silahkan meninggalkan komentar yang sesuai dengan artikel di atas, komentar anda sangat berguna bagi perkembangan blog ini di masa-masa mendatang.
Mohon jangan melakukan spam, atau promosi produk atau apapun yang tergolong hal-hal negatif
Mohon maaf bilamana terjadi keterlambatan balasan komentar.

Copyright © 2015. Info Blog 97 - All Rights Reserved | Template Created by Info Blog Proudly powered by Blogger